KUNCI INDAH KISAH CINTAKU


Sinar matahari telah menembus ke celah-celah jendela kamar ku.
“Kukkuruyuk… petok-petok…”
suara ayam berkokok dari jam beker ku berbunyi. Aku serentak terkejut dan terbangun mendengarnya, karena suara itu terdengar sangat keras di dekat telinga ku.
“sayang… ayo bangun, sudah jam berapa ini, entar kamu telat lho…”
ku buka mata dan ternyata mama ku yang tengah membangunkan ku dengan menaruh jam beker ke dekat telinga ku.
Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah setelah liburan panjang semester 2 telah usai. Dan kini aku telah beranjak menjadi siswi kelas 2 SMA.
“iya.,iya., ma…!”
mendengar kata ku tersebut mama ku langsung keluar meninggalkan kamar ku. “humm., mama… mama… masih jam setengah 6 kok bingung banget sih., padahalkan yang sekolah aku, bukan mama..”
Aku langsung bangun dan menuju kamar mandi.
“bik… seragam ku mana.??” Teriakan ku pada salah satu pembantu ku sambil membongkar-bongkar lemari ku.
“ini non… maaf bibik lupa naruh ke lemari non…!!!”
“ya udah deh… sana pergi”.
Setelah aku bersiap-siap, aku pun segera turun dan bergabung dengan mama, papa, dan Edward kakak ku yang sekarang tengah duduk di bangku kuliah.
“pagi semuanya…” sapa ku kepada mereka dengan senyum yang lebar.
“ayo sini cepat makan…” perintah mamaku.
Aku segera makan, hingga jam menunjukkan pukul setengah 7. Saat itu juga aku telah menghabiskan makanan yang tengah ku makan. Lalu, aku berpamitan kepada papa, mama dan kakak ku.
“papa… mama… mira berangkat dulu yach..??” kata ku sambil mencium tangan dan pipi kedua orang tua ku.
“kakak… aku berangkat dulu yach.. dada..!!!” sapa ku sambil melambaikan-lambaikan tangan.
Aku segera keluar dan menaiki mobil BMW putih ku yang tengah di parkir di depan rumah.
“grengg…….!!!”
Aku segera tancap gas menuju ke sekolah.
Pintu gerbang sekolah ku SMA Tunas Jaya segera ku masuki dan aku memarkir mobilku. ku lihat dari kaca spion teman-teman ku pada ngeliat mobil baru ku dengan mata tanpa berkedip. Aku pun segera keluar dari mobil dan di sambut dengan tiupan angin yang membuat rambut panjang dan lurus ku berkibar-kibar seperti bendera. Ku akui aku memang salah satu siswi tercantik di sekolah ku oleh karenanya semua laki-laki yang ku lewati hampir tak bisa mengedipkan mata dengan pesona ku.
Aku terus berjalan kearah depan tanpa menoleh kebawah. Aku pun jatuh dan terkejut ketika aku tahu jika salah satu kaki ku masuk ke selokan tak berair di depan kelas ku. Aku terjatuh kearah belakang dimana saat itu tengah ada Jerry cowok paling keren dan tajir di sekolah ku yang langsung menangkap ku dari belakang.
Entah itu takdir atau sebuah kebetulan, yang pasti saat aku terjatuh di bahu sebelah kanannya dan aku memandang wajahnya serasa di hipnotis dengan ketampanannya.
“Aku berharap semoga aja ini takdir, yang mungkin dia adalah jodoh ku” batin ku dalam hati.
“ini mimpi bukan yach…???”
Untuk memastikannya perlahan-lahan tangan ku meraba ke wajah Jerry. Itu terasa nyata sekali. Dan untuk memastikan yang kedua kalinya aku mencubit pipi Jerry sambil tersenyum lebar menatapnya. Sapa tau Jerry juga terpukau dengan pesona kecantikan ku seperti cowok-cowok lainnya.
“Aaaaaa……”
Tiba-tiba Jerry mundur kebelakang ketika ku cubit dan ia lupa dengan ku yang saat itu sedang jatuh tersandar di bahunya dan akupun terjatuh ketanah.
“ehh… ehh... sorry… sorry… aku lupa kalo ada kamu, sakit gag..???”
“aduh… sakit banget… kayaknya aku gag bisa jalan nich. Gimana donk? Tanggung jawab lho…?” kata ku kepada Jerry dengan wajah sinis.
“iya… iya… aku bakal tanggung jawab kok?”
“hi..hi..hi.. pasti dia habis ini mau gendong aku ke UKS. Hmm… ternyata ada untungnya juga aku pura-pura sakit.” Tawa ku dalam hati sambil memampang wajah kesakitan.
Mungkin hal yang ku bayangkan hanyalah sebuah mimpi belaka. Aku sangat berharap saat itu Jerry bisa menggendong ku dengan so sweet seperti di film-film. Eh… ternyata bayangan ku itu tak seperti kenyataan yang ku lihat, Jerry memanggil teman-temannya yang membawa sebuah tandu seperti keranda mayat di hadapan ku.
“Hah…” aku terkejut dengan mata melotot ke arah tandu yang ada di depan ku.
“kok di bawakan tandu sich… bukannya di gendong atau di apain kek…! Emang gue mayat apa” kata ku kepada Jerry dengan wajah cemberut.
“udah deh jangan cerewet!”
Karena saat itu banyak siswa-siswi yang melihat ku, mau gak mau untuk memperbaiki nama baik ku di depan teman-teman, akhirnya aku bersedia untuk dibawa Jerry ke UKS menggunakan tandu itu.
4 jam mata pelajaran pun berlalu.
“Tilot… tilot… tet… tet”
Bel istirahat berbunyi dan aku kembali terkejut dengan suara yang mengagetkan itu. Tiba-tiba pintu ruang UKS terbuka dan ternyata itu Lala dan Icha sahabat ku.
“Mir, kamu kok bisa di UKS sih? Memang kamu sakit apa? Gak kasih kabar ke kita lagi”
            “Aku gak papa kok”.
            “ouwh, ya udh sekarang kamu mau masuk ke kelas apa pulang?”
            “gimana ya enaknya? Hmm… pinginnya sih pulang”.
            “eh… eh… jangan-jangan, kalo kamu pulang entar siapa dong yang bantuin kita ngerjain tugas?” sahut Lala dan Icha dengan wajah penuh harapan.
            “hmm… ia deh, karena aku anak rajin, jadi aku mau masuk ke kelas aja”
            Aku, Lala dan Icha pergi menuju kelas. Saat aku baru memasuki kelas dan menduduki kursi ku dan saat itu pula bel masuk pun berbunyi. Aku duduk di bangku ke dua pada deretan pertama. Tepat di sebelah kanan ku adalah Jerry. Aku duduk sebangku dengan Lala, sedangkan Icha duduk sebangku dengan Rita.
            Selama 4 jam mata pelajaran berlangsung Jerry tak menyapa ku sedikit pun hingga akhirnya bel pulang berbunyi.
            Aku menuju tempat parkir mobilku. dan aku pulang ke rumah.
            Keesokan harinya, mamaku kembali membangunkanku seperti apa yang biasa mama lakukan. Hingga aku siap semuanya dan kini waktunya aku berangkat ke sekolah.
            “kak, anterin aku ke sekolah dong, kan kakak sekarang lagi libur kuliah. Aku males bawa mobil sendiri nih?”
            “iya deh. Hmm… dasar anak manja”.
Kami pun berangkat dan kakak mengantarkanku sampai ke depan pintu gerbang sekolahku.
Bel masuk kelas berbunyi dan kini saatnya pelajaran dimulai hingga waktu menunjukkan pukul 9.
“untuk siswa yang mengikuti lomba basket diharap segera menuju lapangan sekarang juga, karena latihan akan segera di mulai. Dan untuk siswi kelas XI yang mengikuti extrakulikuler cheers diharap berkumpul di aula sekarang juga”
Siswi di kelasku yang mengikuti extrakulikuler cheers hanya aku, Lala dan Icha. Sedangkan siswa yang mengikuti lomba basket hanya Jerry, Dio, Miko dan Mike.
Jerry adalah seorang kapten basket di sekolahku. Sedangkan aku adalah seorang kapten cheers. Aku merasa kami berdua sangat cocok, dan sudah banyak teman-teman ku juga yang mengakui jika aku dan Jerry adalah pasangan yang serasi.
“anak-anak, kalian tahukan apa tujuan ibu memanggil kalian semua berkumpul di aula ini?”
“hmm… saya tahu, pasti ibu memanggil kita disini untuk latihan cheers”.
“ya salah satunya memang itu. Tapi yang paling penting, tujuan ibu memanggil kalian kesini untuk memberi tahu, bahwa kalian berkesempatan untuk mendampingi tim basket sekolah kita di ajang perlombaan basket tingkat nasional nanti”.
“yang bener bu?”
“iya…”
Aku dan kesembilan teman cheers ku sangat senang mendengar berita itu. Kami pun bersiap-siap ke lapangan basket untuk berlatih cheers sambil menyemangati latihan basket sekolahku.
Hingga waktu menunjukkan pukul 12 latihan di selesaikan dan kurang setengah jam lagi bel pulang sekolah akan berbunyi.
“Mir… tunggu…!” aku membalikkan badanku dan ku lihat Jerry yang tengah memanggil namaku.
“kita bisa bicara sebentar gak?”
“bisa…”
“tapi aku gak ganggu waktu kamukan?”
“enggak kok, aku lagi nyantai. Lagian kan habis ini waktunya kita pulang.”
“gimana kalau kita ngobrol disana aja?”
“Ok, no problem.”
Aku tak menyangka jika Jerry menyapaku di lapangan ketika aku akan pergi ke ruang ganti. Dia ingin bicara denganku, tapi aku tak punya filling sedikit pun tentang apa yang ingin ia bicarakan dengan ku. dia mengajakku duduk berdua di taman sekolah. Tempat yang cukup menyenangkan. Suasana sejuk di bawah pohon serta daun yang berguguran menjadikan suasana di sekelilingku terasa romantis.
“kamu mau bicara apa?”
“sebenernya tujuan aku ngajak kamu ke sini cuma untuk minta maaf soal kejadian kemarin.”
“ouu.. itu, udah aku maafin kok.”
“Thanks ya?”
“yups, you’re welcome.”
Tak terasa aku sudah 45 menit bicara dan bergurau dengan Jerry di taman.
“Tilot… tilot… tet… tet”
Bel pulang sekolah pun berbunyi. Aku dan Jerry kembali ke kelas untuk bersiap-siap pulang dengan tetap memakai pakaian yang digunakan saat latihan.
“kak… kakak bisa jemput aku kan?”
“maaf mir, kakak lagi ada jam kuliah tambahan nih, kayaknya kakak gak bisa jemput kamu. Gimana kalau kamu minta jembut papa atau mama aja?”
“ya udah deh gak papa.”
Aku mematikan telvon dengan perasaan sedikit jengkel.
“kenapa mir?” Jerry mengampiriku.
“ini kakak aku gak bisa jemput.”
“ouu… gimana kalau aku anter kamu pulang. Sekalian nebus kesalahanku sama kamu?”
“Hmm… boleh juga, tapi gak usah di ungkit-ungkit lagi kali masalahnya.”
“iya… iya…”
Entah bermimpi apa aku semalam. Hari ini aku semakin dekat dengan Jerry, sampai-sampai aku di anter pulang. Tapi kini yang pasti, ini adalah kenyataan dan bukannya mimpi. Aku selalu tersenyum-senyum sendiri di dalam mobil ketika di perjalanan pulang menuju rumahku.
            “rumah kamu dimana?”
            “jalan aja, entar aku yang tunjukin arahnya.”
            Tepat di depan pintu gerbang rumahku Jerry mengantarkan ku.
Hari berganti hari, tak menyangka aku bisa semakin dekat dengan Jerry dan dia sering mengajakku jalan.
Hingga pada suatu hari, tepatnya tanggal 4 Agustus aku menyebarkan undangan ulang tahunku pada teman-teman sekelasku.
Menjelang malam ulang tahunku, aku sudah mempersiapkan semuanya. Aku memakai gaun pesta yang cukup penuh dengan bunga. Aku hanya menyesuaikan tempat dengan baju ku. karena aku menyelenggarakan pesta itu di sebuah taman bunga yang tempatnya sangat indah sekali.
Aku telah siap menunggu kedatangan teman-temanku di taman. Semoga di ulang tahunku yang ke-17 ini, bisa membawa keberuntungan bagiku dan bisa jadi kado terindah dalam hidup ku. ketika itu orang tua ku tidak ikut ke pesta ulang tahun ku, hanya kakak ku Edward dan pacarnya yang datang ke acara ulang tahun ku.
Awan mendung pertanda hujan tertutup oleh gelapnya malam hingga tak tampak oleh mataku. Aku tak menyangka, jika hujan tiba-tiba turun dengan derasnya. Acara pesta ulang tahun ku serasa lenyap seketika. Pesta yang bertema outdoor itu membasahi semua hiasan ditaman dan kue ulang tahun ku. aku hanya bisa berdiri termenung di tengah taman dengan meneteskan air mata.
Entah kemana kakak ku, yang saat itu juga hilang dari pesta itu tanpa berpamitan padaku. Kini aku hanya sendiri di taman itu. Seharusnya saat ini sudah banyak teman-teman yang datang ke pestaku. Namun mengapa? Tak terlihat seorang pun yang datang ke pesta ku. hal ini semakin menambah kesedihanku. Sudah setengah jam aku menunggu ditengah taman dengan keadaan basah kuyub. Namun masih sama tak seorang pun datang ke pesta ku.
Lalu kakakku Edward tiba-tiba datang membawakan sebuah payung dan mengajakku pulang ke rumah.
“Happy Birthday Mira… Happy Birthday Mira… Happy Birthday… Happy Birthday… Happy Birthday Mira…”
Aku seketika terkejut ketika membuka pintu rumah dan ku lihat teman-teman ku tengah menunggu kedatanganku untuk merayakan ulang tahun ku.
“Kalian datang…?”
“Thanks ya buat semuanya…?”
“kak… kok mereka semua bisa ada di sini? Terus mereka mau di kasih makan apa dong kak? Kan semua makanannya tadi sundah di bawa ke taman dan sudah kena hujan lagi.”
“lihat dulu dong itu…”
Aku berbalik kebelakang dan kulihat sudah ada banyak makanan di meja.
“Wow… thanks ya kak? Kalo gitu sekarang aku mau ganti baju dulu.”
Ketika ku masuki kamar…
“prett….. prett…”
“Lala..? Icha..? Kalian kok bisa ada di kamarku sih?”
“Happy Birthday yah sobat…?”
“Hmm… iya… iya… udah kalian keluar dulu aku mau ganti pakaian nih.”
Aku mulai bingung setelah ku lihat di tempat tidurku sudah banyak kado yang menumpuk. Aku penasaran dan membuka satu persatu kado tersebut. Dan yang membuat ku penasaran adalah secarik surat berwarna merah yang bertalian dengan bunga mawar merah.
“ini dari siapa yach? Buka dulu ah.”
entah perasaan apa yang saat ini menghinggap di hatiku
kau yang selalu iringi langkahku
hingga ku tak sanggup untuk melepas mu
mungkin hari ini adalah hari terindah bagimu
Happy Birthday yach
Semoga hari ini awal dari kebahagiaanmu
maaf, aku tak bisa memberi sesuatu yang berharga untukmu
ataupun kata-kata terindah yang bisa ku rangkai
tapi yang pasti,
satu hal yang ingin ku katakana padamu
aku mencintaimu semenjak kita pertama bertemu
maukah kau menjadi kekasihku?
Jerry
“I LOVE U Mira…”
Aku langsung berlari dan melihat kebawah kolam dari jendela kamarku dan ku dengar Jerry tengah memanggil memanggil namaku dengan mengucapkan kata “I LOVE U MIRA”.
Malam itu aku sangat senang. Jerry melakukan suatu hal yang tak bisa ku bayangkan. Ia mengajak teman-temannya yang membawakan banyak balon berbentuk love yang bertuliskan Jerry love Mira. Dan juga di kolam sudah banyak lilin yang tertata indah dengan bertuliskan Jerry love Mira. Saat itu juga aku langsung berlari dan turun kebawah menuju kolam renang. Jerry memainkan gitar dengan menyanyikan sebuah lagu indah dengan membawakan setangkai mawar merah dan ia mengatakan sesuatu yang membuatku sangat terpukau. Ia menyatakan cinta padaku di hadapan teman-teman yang saat itu juga ada kedua orang tua dan kakakku.
“maukah kau menjadi kekasih ku untuk sekarang ataupun selamanya?”
Aku tak menyangka jika Jerry juga memiliki perasaan yang sama dengan ku. tanpa berfikir panjang aku menerima mawar dari Jerry dan membalas cintanya padaku.
Cinta itu tak bisa ditebak, namun dapat dirasakan, meskipun datang dengan tiba-tiba. Kisah ini akan menjadi kunci indah kisah cintaku yang pernah ada dalam hidupku. Dan mungkin akan selalu ku kenang sampai akhir hayatku.
           

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat "dandanggula dan Pucung"

Latihan Soal Logam Unsur Alkali

TES BAHAN MAKANAN