Balada Ibu Tua


 BALADA IBU TUA



Ibu tua terduduk di pinggir jalan menatap hiruk pikuk yang ada
Ia terdiam… tatkala melihat kesibukan para manusia bekerja
Ia termenung seharian menatap jalan itu
Terus… dan terus… ia menatap jalan itu
Dalam hatinya menahan rasa perih yang sangat dalam
Karena, dirinya harus menerima keadaan
Bahwa dia hanyalah pengemis jalanan,
Yang hanya bisa makan bila ada orang yang mau berbaik hati memberikan sedikit uang receh untuknya
Ia ingin sekali bekerja menjadi apa saja asal mendapatkan uang yang halal
Namun, apa daya saat ini umurnya sudah tidak muda lagi dan ia tidak kuat bekerja
Dan tidak ada lagi orang yang mau mempekerjakannya
Akhirnya ia hanya bisa terduduk di jalan

Terkadang miris hatinya melihat pengemis lain yang umurnya jauh lebih muda dari dirinya
Yang tidak berusaha mencari pekerjaan lain
Tapi, ia lebih miris lagi ketika melihat seorang bocah yang dengan susah payah mencari nafkah dengan berjualan batu
Seorang bocah yang seharusnya diam di rumah untuk mengerjakan PRnya atau pergi ke sekolah
Nenek itu meneteskan air matanya tatkala melihat ada seorang boss yang duduk manis di belakang supirnya
Dan, ketika sampai di tujuan
Boss itu dengan tenangnya menunggu sang supir untuk membukakan pintu mobilnya
Ibu itu berpikir… apakah boss itu tidak punya cukup tenaga untuk sekedar membuka pintu sendiri?
Apakah membuka pintu mobil adalah suatu pekerjaan yang sulit?
Tapi mungkin itulah nasib orang kecil
Sudah susah payah bekerja, tetap saja akan diperlakukan kurang baik
Mungkin, karena alas an pendidikanlah yang membuat setiap orang berbeda
Bukanlah lebih baik jika sang boss mengerjakan hal yang ringan dengan tangannya sendiri?
Ah… apalah arti pendapatku… pikir ibu itu

Dari arah kejauhan ibu itu melihat seorang sales yang berlari mengejar clientnya
Ia memohon pada client itu untuk membeli barang yang ia tawarkan
Sungguh banyak peluh yang ia kucurkan
Ibu itupun sejenak bertanya
Bukankah sales itu juga berpendidikan?
Tapi mengapa begitu berbeda dengan bos yang tadi?
Ibu itu… terus… dan terus… bertanya dalam hatinya
Ia hanya bisa berdo’a, suatu saat nanti
Sang anak kecil, sales, dan supir itu mendapat kebahagiaan yang nyata.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat "dandanggula dan Pucung"

Latihan Soal Logam Unsur Alkali

TES BAHAN MAKANAN