Barangku Yang Hilang


Arif  berjalan  menuju kelasnya dengan langkah penuh semangat. seperti biasanya dengan senyum yang menawan arif menebar pesonanya  keseluruh sudut sekolah.
Arif                  : “haiii semua….. selamat pagi”
Dengan ucapan itu dan seulas senyumnnya dia selalu menyempatkan diri untuk mengitari sekolahnya hanya untuk menyapa semua teman-temannya sebelum jam pelajaran pertama dimulai. Itulah kebiasaan yang selalu ia lakukan setiap pagi. Memang menurut temannya dia anak yang manis dan selalu ramah tapi tetap dengan gaya cueknya ketika ia berpapasan dengan seorang cewek yang telah menjadi musuh bebuyutannya.
Ketika ia masuk kelas, teman sebelahnya yang super sensi kalau lagi lihat dia langsung nyeletuk ngomong
Annisa                        : “hem orang gila udah datang yaaa”
Arif                  : “eiiitss jangan salah!! Gila-gila gini banyak yang suka kok” (sambil terus menanggalkan senyumannya itu)
Annisa            : “buusyeet yakin amaaat siih kamu! Tampang juga pas-pasan gitu siapa juga yang mau. Orang gila tu  ngantri.”
Arif                  : “ahh jangan-jangaaaaan kamu juga suka ya sama saya hayoo ngaku!”
Sambil berlari kecil ia menjulurkan lidahnya dan pergi menjauh dari Annisa. Annisa memang anak yang selalu serius dan tak pernah bisa untuk sekedar diajak bercanda . tak sengaja ketika berlari dia bertabrakan dengan musuh bebuyutannya.
Thalita                        : “eeh.. kamu punya mata gak sih! Kalau jalan liat kanan kiri dong!
Arif                  : “gak sekalian aja mbak depan belakang gitu, biyar jadinya kanan-kiri, depan-belakang kan lengkap deeh tu!!
Tanpa mempedulikan ekspresi wajah Thalita Arif langsung membalikkan badan dan pergi meninggalkan musuhnya itu. Ketika ia pergi dia mendengar teriakan Thalita dan membuat langkahnya terhenti  sejenak, tanpa disadarinya dia pun berbalik arah dan mendekati Thalita lagi.
Thalita            : “jadi cowok  gak usah sok keren deh!! Masak sih kerjaan kamu tiap pagi Cuma tebar pesona doang  kesana kemari, gak malu apa kamu!? Oww apa jangan-jangan cuma itu ya yang kamu bisa??
Arif                  : “kamu pikir kamu perfect gitu ya?? Idung? Mancung juga enggak,  jidat?? Lebarnya selapangan, mata? Melek aja susah kok! Badan?? Malah segede gajah . Hahahahahaaaa gue kira sih cakepan juga  gue dari pada kamu.”
Kata-kata Arif langsung di sambut tawa teman-teman sekelasnya. Sekita kelas yang tadinya sepi sekarang menjadi penuh tawa karena mendengar ucapan Arif yang dilontarkan untuk Thalita itu.
Sesaat setelah Thalita diam dan membisu seraya menundukkan wajahnya  dalam-dalam, tak  terasa kelas tiba-tiba menjadi hening…… perlahan bulir air matanya jatuh dan Thalita pun pergi meninggalkan kelas.
Arif                  : “heii aku Cuma bercanda kali!!
Sambil setengah berteriak Arif memanggil-manggil Thalita dan tanpa ada usaha untuk berlari mengejar Thalita
Bel tanda memulai jam pelajaran pertama pun berbunyi.
Maya              : “rif kayaknya bercanda kamu tadi gak lucu sama sekali deh, kamu masih punya ati kan Rif? Gak usah segitunya kali kasian Thalita. Masak selama 3 bulan terkhir ini kamu gak pernah akur sama  dia?
Percakapan mereka terpotong karena datangnya Mrs. Yanti guru bahasa inggris mereka
Mrs. Yanti      : “morning? Nice to meet you, who absent today??”
Almira             : “Mrs. I think Thalita there is not in the class”
Mrs. Yanti      : “where is Thalita?”
Desi                 : “before the bell is ringing Thalita leave from the class Mrs.”
Mrs. Yanti      : “where was she go??”
Annisa                        : “she becomes angry with Arif Mrs.”
Mrs. Yanti      : “Arif, now you must look for Thalita, don’t returns here before you find Thalita”
Setelah satu jam pelajaran usai dan Arif berhasil menemukan Thalita mereka berdua memutuskan untuk kembali ke kelas dan untuk alasan bu yanti pulalah Thalita terpaksa mau menuruti kata-kata arif dan membuntuti  Arif untuk masuk ke kelas.
Sesampainya di kelas bu yanti sudah tidak ada dan anak-anak sibuk mengerjakan tugas yang diberikan bu yanti sebelum tadi dia menghadiri rapat yang diadakan oleh  dewan guru.
Desi                 : “rif minta maaf dong sama Thalita! Kasian tuh dia dari tadi diem terus”
Arif                  : “tadi aku udah minta maaf kok sama dia, tapi dianya diem terus malah gak mau liat aku sama sekali”
Bell istirahat pun berbunyi , Arif seketika langsung menuju ke canteen, setelah membeli beberapa makanan ringan Arif pun kembali ke kelas dan saat itu juga bell masuk berbunyi.
Teeeeet…teeett…
Sekitar 5 menit tak ada bu sisca datang ke kelas, suasana di kelaspun menjadi sangat gaduh dan ramai. Tiba-tiba bu ida staff TU datang menghampiri kelas dengan memberikan tugas karena bu sisca tidak dapat masuk hari ini.
Bu ida             : “anak-anak bu sisca sedang sakit jadi kalian kerjakan saja tugas dari beliau dan jangan ramai”
Anak-anak      : “OK buuuu”
Tak ada lagi keributan di kelas tapi tiba-tiba Arif berteriak dan bertanya kepada semua teman-temannya
Ariif                 : “wooiii ada yang tau buku biologiku gak??”
Almira             : “ya mana aku tau, kapan juga ada yang minjam bukumu! ketinggalan kali tu di rumah kamu”
Arif                  : “enggak kok”
Desi                : “cari aja dulu lagi Rif keselip kali sama buku-buku lain”
Arif                  : “enggak ada masak sih aku bohong”
Hari demi hari Barang-barang arif pun satu persatu mulai hilang, entah kemana dan siapa yang mencuri barang-barangnya tak ada yang tahu . dari buku tulis, sampai buku cetaknya selalu saja tiba-tiba menghilang tanpa jejak.
Hingga hari berikutnya ketika jam pelajaran olahraga arif kembali di kejutkan dengan hilangnya celana seragam yang hendak di gunakan ia ganti nantinya.
Arif                  : “ya ampun kebangetan sih yang ambil barang-barangku masak mulai dari buku sampai celanapun hilang?? Ada yang nyuri kali ya”
Annisa            : “buat apa juga sih nyuri barang-barang kamu yang ada ya nyuri uang kamu buku juga murah kalau diloakin”
Sandra            : “hemmm ada yang sirik kali sama kamu Rif”
Tiba-tiba Thalita keluar meninggalkan kelas
Sandra            : “jangan-jangan Thalita kali Rif, itu barusan dia keluar kan”
Arif                  : “masaak sih??”
Sandra            : “yaa itu buktinya dia keluar pas aku bilang ada yang sirik sama kamu, lagian kan kalian juga gak pernah akur  udah kayak kucing sama anjing aja!”
Sejak saat itu mereka menuduh Thalita lah yang mencuri semua barang-barang Arif tanpa bukti.
 Ketika bell istirahat berbunyi Annisa dan Sandra sibuk ngobrol tentang hilangnya barang-barang Arif, saat asik mengobrol Annisa merasa haus dan Annisa meninggalkan Sandra ke canteen. Annisa masih melangkah sampai di pintu tiba-tiba Sandra berteriak kepada annisa.
Sandra            : “nisss aku pinjem buku matematika kamu dong”
Annisa                        : “iya ambil sendiri deh di tas yang depan san”
Sandra            : “ok aku ambil ya”.
Sandra            : “lhooo kook ini buku biologinya  Annisa ada 2 yaa?? Ini namany Arif setiawan dirmanto lagi kok ada sama nisa sih buku Arif yang hilang.”
Dengan tampang yang masih bingung Sandra memanggil Arif
Arif                  : “ada apa sih san kok kamu teriak-teriak gini?”
Sandra            : “rif ini buku punya kamu bukan?”
Arif                  : “iya san!! Kok bisa ada sama kamu??”
Sandra            : “ini tadi aku nemunya di tas annisa Rif”
Tiba-tiba Annisa datang
Annisa                        : “kalian ngapain buka-buka tasku?”
Sandra            : “kok ini buku biologi arif ada sama kamu sik nis??”
Annisa            : “ng. hemm anu oh iya aku lupa ngembalikan lupa, tadi aku nemunya di tong sampah”
Arif                  : “yang bener aja kamu masak ada di tong sampah gak sekalian aja ada di monas gitu?”
Sewaktu Arif berjalan meninggalkan Annisa dan Sandra Arif berpapasan dengan Thalita. Seperti biasa.
Arif                  : “muka kamu kusut amat sih! Jelek deh”
Thalita            : “emangnya kenapa kamu mau nyetrikain!?”(dengan jengkel Thalita menjawab godaan Arif).
Arif                  : “ooh dengan senang hati , saya mau! Apa kamu mau sekarang? aku siap kok.”
Thalita            : “kamu tu emang nyebelin ya!!! Aku bakal sumpahin kamu, biyar kamu kualat barang-barang kamu bakal banyak yang ilang.”
Arif                  : “kok kamu gitu sih ngomongnya, jangan-jangan kamu ya yang ngambil barang-barangku!?”
Thalita            : “sembarangan!! Mana coba buktinya kalau aku yang ngambil! Kamu kalau ngomong yang bener dong! Jangan asal ngomong!!!”
Keesokan harinya saat mereka kembali berolah raga celana Arif pun kembali hilang untuk yang kedua kalinya. Padahal mama arif sudah membuatkan arif celana seragam baru.
Arif                  : “yaa ampuun hilang lagi!!”
Arif                  : “hooiii ada yang tau celanaku gak?? Hilang lagi ni!!”
Almira             : “OMG masak sih Rif?? Celana kamu kan baru ya kok udah hilang lagi sih??”
Desi                 : “beneran Rif??”
Arif                  : “iyaaaaaaaaaaa!!! Aku aja capek kok satunya belum ketemu satunya hilang lagi lama-lama aku bakal hilang juga kali ya!?”
Thalita            : “baguus dong kalau kamu yang hilang! Bisa damai dunia ini tanpa kamu!”
Sandra            : “kok kamu gitu sih thaa!?”
Thalita            : “aku sebeel sama dia udah 7 turunan gak bisa hilang!!!”
Thalita pun pergi meninggalkan teman-temannya dan itupun membuat keyakinan mereka menguat kokoh dan menduga thalita lah yang telah mengambil semua barang-barang Arif
Desi                 : “udah lah Rif pasti thalita yang ngambil semua barang-barang kamu!”
Almira             : “ahhaaa!!! I have idea, kita geledah aja tas Thalita Rif dari situ kan kamu bisa tau dia apa bukan malingnya”
Sandra            : “nanti aja deh Rif kita omongin baik-baik sama dia”
Desi: “udahlah san gak usah baik-baik! Dia udah keterlaluan banget sama Arif”
Almira             : “tapi ya habisnya Arif juga ngejengkelin Thalita sih!”
Sandra            : “udahlah gak usah rebut-ribut ayo ke kantin aku haus”
Almira, Desi   : “OK Ok ayooooo cabuut”
Tak sengaja sewaktu mereka berjalan dan bergurau mereka menabrak annisa tanpa sengaja di depan kelas, dengan seketika barang-barang yang dibawa Annisa berhamburan terjatuh di lantai dan yang paling mengejutka mereka ,…….
Sandra            : “niis??”
Annisa            : “anuu ngg... ini punya adikku kebawa tadi pas aku bawa baju gantiku dari rumah”
Desi                 : “adik kamu fadel??”
Almira             : “kan dia masih SD! Panjang amaat yak”
Annisa            : “iya ukuran punya dia segini kok”
Desi                 : “celananya segini kalau dipakai mana keliatan kakinya nis! Punya siapa ini??”
Sandra            : “ditekuk kali des kalau makai!”
Dalam diam Annisa tak berani angkat bicara dan terus diam sampai Arif datang menghampiri mereka
Arif                  : “kok ini kayak celana baruku yang hilang tadi sih??”
Desi                 : “beneran kan nis ini bukan punya fadel!!”
Almira             : “jadi selama ini kamu nis yang nyolong barang-barangnya Arif! aku gak nyangka deh
Sandra            : “sebenernya aku udah curiga nis sama kamu waktu aku nemuin buku bionya arif yang ada di tasmu tapi aku masih jaga pertemanan kita, aku gak mau di anggep aku nuduh temanku sendiri walaupun saat itu ada buktinya”
Almira             : “halaaah tapi yang dibela malah kayak gini!”
Arif                  : “apa sih nis maksud kamu kayak gini sama aku!??”
Annisa            : “maafin aku Rif. Aku Cuma kasian sama Thalita kamu buat dia malu di depan semua anak, aku sebagai cewek gak tega sama dia aku Cuma mau kasih kamu pelajaran”
Sandra            : “pelajaran?? Hellooow bukan ini nis caranya kasih pelajaran sama orang!! Kalau kayak gini bisa-bisa kamu yang dijauhi orang nis kamu sendiri yang bakal rugi nanti!!”
Tiba-tiba Thalita datang dan menenangkan suasana
Thalita            : “ada apa sih kok rebut-ribut?”
Sandra            : “ini tha malingnya udah ketemu”
Thalita            : “maling???”
Desi                 : “iya maling yang nyuri barang-barangnya Arif!!”
Thalita            : “udah lah teman-teman kita serahin semua ke Arif aja, kan ini urusan mereka!!”
Arif                  : “asal kamu tau ya tha, dia ini gini gara-gara dia belain kamu tha!!”
Thalita            : “nisaa, aku gak perlu kamu belain Arif emang selalu bikin aku sebel tapi aku juga masih bisa maafik dia kok, masak kamu enggak bisa sih”
Annisa            : “ya udah aku minta maaf ya Rif, aku tau aku salah tapi ini udah terlanjur aku lakuin aku minta maaf banget ya temen-temen. Aku juga minta maaf ya Rif sama kamu uda bikin kamu jadi bingung”
                        Arif diam dan tak membalas perminta maafan Annis.
Thalita            : “rif, jawab dong.”
Arif                  : “aku harus jawab apa? Semuanya udah jelaskan?”
Thalita            : “jangan gitu dong. Mending kamu maafin aja Anisa. Apa salahnya sih kita maafin temen kita sendiri. Lagian kan nisa udah minta maaf.”
Arif                  : “tapi kelakuan Annis udah bener-bener kelewatan Tha.”
Annisa            : “please, maafin aku rif? Kita masih tetep temen kan?”
Arif                  : “O.K! deh. Aku maafin kamu. Tapi jangan kamu ulangin lagi ya?”
Thalita            : “mending kita ambil hikmahnya aja dari semua ini. Kita kan bisa dapat satu pelajaran baru dari kejadian ini 
Memang belum tentu orang yang selalu kita curigai itu berbuat hal yang dapat merugikan kita, justru kadang orang yang kita anggap baik malah bisa sangat membahayakan, tapi semua orang tidak akan pernah melakukan  kesalahan tanpa alasan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat "dandanggula dan Pucung"

Latihan Soal Logam Unsur Alkali

TES BAHAN MAKANAN