Tradisi Banyuwangi "Manjer Killing"

       
A.    Judul              : Tradisi Manjer Kiling

B.    Pengertian   :

Menurut pengertian dalam bahasa using, manjer atau panjer artinya penyangga yang terbuat dari batang bambu besar, diikat menjadi satu pada pahan yang tinggi. Sedangkan kiling artinya kincir angin. Dalam bahasa jawa kiling artinya kitiran. Manjer kiling maksudnya mendirikan kincir angin dengan penyangga yang terbuat dari bambu besar. Tradisi manjer kiling merupakan tradisi daerah banyuwangi agraris dimana mendirikan kincir angin di tengah sawah. Kiling terbuat dari bilah kayu yang dipasang pada batang bambu yang tinggi. Kiling menimbulkan suara gemuruh jika tertiup angin. Alat ini digunakan untuk mengusir burung di tengah sawah.

C.     Latar Belakang / Selayang Pandang    :

Budaya agraris merupakan jati diri bangsa indonesia. Kondisi alam yang subur dengan iklim tropis yang bersahabat menjadikan budaya agraris sebagai sebuah reaksi masyarakat terhadap alam lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka tak heran jika negara kepulauan dengan bentang alam yang penuh nikmat ini dikenal sebagai negara agraris. Sebagai sebuah reaksi terhadap alam, masyarakat dengan budaya agraris menjadikan rutinitas kehidupan bertani sebagai kegiatan utama yang mewarnai kehidupannya. Sehingga kegiatan agraris sangat mempengaruhi kebudayaan masyarakat Indonesia, baik secara mental fact seperti sistem sosial, kepercayaan, maupun yang bersifat fisik arti fact salah satunya arsitektur.
Gambaran status sosial dan ekonomi seorang warga Using bisa disimak dari kiling-nya. Warga using khususnya daerah kemiren dan bakungan kaya akan persawahan yang membentang luas. Mereka yang tergolong kaya atau terpandang, memiliki kiling dalam ukuran besar dan ditempatkan pada posisi yang tinggi.
Kiling (kincir angin) itu terus berputar. Semakin kencang angin bertiup semakin keras berputarnya. Suaranya rnendesing. Suara desingannya mencapai radius 2 km jika panjang baling-balingnya lebih dari satu meter. Kiling itu terbuat dari bahan kayu, bentuknya khas dimiliki masyarakat Using. Kincir angin khas Using itu ditopang penyangga yang disebut panjeran atau aka, terbuat dari batang bambu besar, diikat menjadi satu pada pahan yang tinggi. Banyak keunikan yang dimiliki oleh tradisi manjer kiling. Karena hal inilah perlu adanya pengetahuan dan penelitian lebih lanjut tentang tradisi manjer kiling sebagai warga asli banyuwangi.

D.    Pembahasan           :
·         Asal-usul Tradisi Manjer Kiling
Menurut pemandu budaya di Dinas Pariwisata Banyuwangi, asal-usul terjadinya tradisi manjer kiling tidak diketahui pencetus pastinya dan kapan mulai didirikan di persawahan warga banyuwangi. Tradisi ini muncul atas penemuan warga desa bakungan. Dimana pemakaian kincir angin ini sudah dipakai di kota lain yang kemudian memberi pandangan kepada beberapa warga desa bakungan yang kemudian didirikanlah di sawah mereka. Karena dengan didirikannya kiling disawah ini membawa keberuntungan untuk hasil pertaniannya yaitu untuk mengusir burung, maka semakin banyak warga yang tahu dan kemudian ikut memasangnya disawah mereka. Lalu diikutkanlah pendirian kiling ini dalam pementasan tradisi seblang bakungan. Yang kemudian menjadi tradisi khas kebudayaan banyuwangi.

·         Scope Pembahasan Tradisi Manjer Kiling
Masyarakat Using dikenal sebagai masyarakat agraris yang hingga kini masih menampakkan tradisi masa lalunya.  Kiling merupakan salah satu warisan tradisi arsitektur agraris yang berkembang di kalangan masyarakat Using dalam melengkapi aktivitas bertani. Didekat kiling terdapat paglak yang merupakan sebuah gubuk sederhana dengan ketinggian 2 meter hingga 6 meter, terbuat dari bambu dengan atap daun kelapa yang dikepang atau dalam bentuk welitan. Paglak biasa didirikan oleh petani suku Using di tengah sawah diantara pematang sawah yang berdampingan dengan kiling, fungsi utama paglak sebagai tempat istirahat petani dan juga sebagai sarana untuk mengawasi tanaman padi dari gangguan burung. Paglak yang memilki ketinggian lebih dari 2 meter itulah memudahkan para petani mengawasi burung-burung pemakan padi.
Kiling menjadi ciri khas wilayah teritori masyarakat agraris Using. Ketinggian killing sekitar 4 meter hingga 10 meter yang terbuat dari bambu, Semakin kencang angin bertiup semakin keras kiling berputarnya. Suaranya mendesing. Suara desingannya mencapai radius 2 km. Untuk membuat killing menjadi lebih tinggi, biasanya petani memanfaatkan pohon pinang sebagai tiang utamnya, sedangkan untuk ketinggian sedang memafaatkan bambu, kincir utamanya atau bambu untuk ukuran yang lebih kecil. Ciri khas Kiling adalah bambu yang dihiasi oleh serabut-serabut ijuk atau alang-alang yang menjadi hiasan kiling. Kiling berfungsi untuk mengusir burung yang mengganggu padi akibat bunyi kincir yang tertiup angin. Panjer kiling sering ditemui di desa bakungan.

                           Manjer kiling menjadi salah satu syair gending pada kesenian gandrung :
Emping-emping lare cilik manjer kiling
Ya mudhuna ketampik udhengan bathik
(disambut bersama dengan ucapan)
Kepapak kuncire cina
Kepapak pipi hang kiwa

·         Bentuk Pagelaran
Tradisi manjer kiling terdapat pada prosesi penutupan seblang Bakungan. Dalam prosesi manjer kiling ini ada peralatan yaitu sebuah kursi untuk tempat duduk penari Seblang ketika menjelang pergantian gendhing serta tikar pandan untuk tempat duduk kelompok pesinden dan kelompok pengrawit. Selain peralatan tradisi ada juga peralatan atraktif. Yang disiapkan adalah perangkat gamelan bersifat modifikatif kreatif dengan mengambil morif Seblang Bakungan, berupa dua saron, satu kendang dan satu gong. Kemudian pondok tiruan terbuat dari bambu dihias janur kuning dan berbagai bunga serta dedaunan. Dalam pondok ini dilengkapi dengan berbagai hasil bumi dan tiruan beberapa peralatan pertanian. Pada pondok tersebut dilengkapi pula dengan tiang untuk panjer kiling. Sebuah tiruan kecil, prapen disiapkan untuk acara sakralnya dan beberapa bunga tusuk. Disekitar kiling ketika prosesi penutupan tradisi seblang banyak anak kecil yang berlarian disekitar kiling dengan membawa janur kuning.

Tinjauan Berbagai Aspek            :

·         Aspek Sosial Kemasyarakatan
Tradisi manjer kiling merupakan ciri khas wilayah teritori masyarakat agraris using. Dalam pendirian kiling ini sangat bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya, karena tak banyak padi yang rusak oleh burung. Selain itu dalam pendirian manjer kiling membutuhkan gotong-royong dan kerja sama antar warga masyarakat untuk mendirikan kiling yang cukup besar di tengah sawah. Sebelum didirikannya kiling terlebih dahulu diadakan acara selamatan. Disitulah antar warga saling mempererat tali silaturrahim atas kebersamaan gotong-royong.

·         Aspek Seni dan Budaya
Dari aspek seni dan budaya, tradisi manjer kiling memiliki nilai seni dan budaya. Karena dalam tradisinya yaitu diacara penutupan tradisi seblang bakungan terdapat iringan musik, dan tarian dari seblang. Sedangkan pada pendiri kiling itu sendiri, kiling memiliki suara gemuruh khas yang menjadi ciri tersendiri bagi tradisi manjer kiling.

·         Aspek Ekonomi
Dari segi ekonomi, tradisi manjer kiling ini sangat bermanfaat. Didirikannya kiling ini bertujuan untuk mengusir burung yang mengganggu padi akibat bunyi kincir yang tertiup angin. Pendirian kiling di tengah sawah sangat bermanfaat bagi para petani dan hasil produksi padi untuk masyarakat. Sehingga mempermudah petani untuk menjaga sawah karena tidak banyak padi yang di rusak oleh burung. Karena hasil panen yang bagus maka yang di hasilkan semakin banyak dan meningkatkan kesejahteraan warga dalam perekonomiannya.

·         Aspek Etnis
Ditinjau dari aspek etnis, tradisi manjer kiling sudah menjadi kepercayaan bagi masyarakat glagah jika hasil panen mereka akan berlimpah jika mendirikan kiling di tengah sawah. Karena hal itu sudah dibuktikan keuntungannya. Oleh karena itu tradisi ini masih dipakai oleh warga asli desa glagah khususnya bakungan.

·         Aspek Religious
Ditinjau dari aspek religious, tradisi manjer kiling tentu terdapat sisi agamis. Sebelum mendirikan kiling di tengah sawah. Warga setempat mengadakan selamatan besar-besaran. Dalam selamatan tersebut terdapat prosesi berdoa kepada Tuhan. Doa ini merupakan kepercayaan yang bertujuan agar dalam pendirian kiling ini berjalan lancar dan dapat membawa keberuntungan bagi perekonomian warga setempat.



Bagian-Bagian Killing :

    1.      Panjer              : terbuat dari bambu atau pohon pinang yang berfungsi sebagai tiang penyangga. Minimal  membutuhkan 4 bambu dan 1 pohon pinang untuk kiling yang berukuran besar.
    2.      Kiling               : terbuat dari bambu yang fungsinya sebagai kiling atau kincir angin yang berputar.
    3.      Serabut ijuk     : terbuat dari serabut ijuk atau alang-alang atau warga desa bakungan sering menyebutnya wit doni, yang digunakan bagian daunnya. Ijuk ini berfungsi sebagai hiasan kiling untuk menambah keindahan.
   4.      Manggar         : terbuat dari bambu kecil yang lentur. Berfungsi untuk memutar dan menyeimbangkan berdirinya kiling.
    5.       Keduk             : bentuk seperti tampar dan terbuat dari keduk hitam pohon kelapa. Berfungsi untuk menyeimbangkan bagian depan killing, selain itu keduk juga menambah keindahan killing.
    6.      Incer                : terbuat dari besi berukuran 12 cm dan diteruskan dibelakang dan bawah besi diberi penguat berupa kayu.

Filosofi Manjer Killing :

Menurut Pak Lasman warga desa bakungan, bagian-bagian killing memiliki arti tersendiri. Pada bagian kiling yang terbuat dari satu bambu dan dipasang dengan melubangi bagian tengahnya ternyata, pemasangnya  tidak pas pada bagian tengahnya. Killing itu dibuat berbeda, dimana bagian atas dibuat panjang dan sedikit membengkok yang melambangkan kaum laki-laki. Bagian bawah dibuat pendek dan lurus yang melambangkan kaum perempuan. Bagian kiling yang panjang yang melambangkan kaum laki-laki merupakan pusat sumber punyi kiling yang paling keras. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan antara kaum laki-laki dan perempuan. Dimana kaum laki-laki lebih kuat daripada kaum perempuan.
Selain itu, kiling yang diberi pembatas bagian tengah sehingga terlihat menjadi 2 bagian juga melambangkan dua kalimat syahadat. Hal itu menunjukkan segi kereligiusan warga sebagai rasa berterima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rejeki yang diberikan melalui persawahan mereka.
Pada bagian panjer yang terbuat dari pinang dan bambu memiliki tujuan tersendiri. Mengapa panjer itu terbuat dari pinang? Panjer merupakan penyangga yang melambangkan kekokohan. Pohon pinang merupakan pohon yang kuat dan banyak manfaatnya. Hal ini melukiskan kuatnya rasa kekeluargaan warga bakungan dalam segala hal terutama gotong-royong. Selain itu, dalam pendirian panjer terdiri atas 1 pohon pinang dan 4 bambu. Penyangga atau panjer tersebut berjumlah 5 yang berarti melambangkan rukun islam.
Espek sosial dan religious sangat mendalam dalam panjer killing. Hal ini bertujuan agar dalam pendirian kiling itu mendapatkan manfaat dan mendatangkan keberuntungan, karena dalam pendiriannya tidak mudah dan dan semuanya melambangkan kebaikan.

Hubungan Tradisi Manjer Killing dengan Kesenian Banyuwangi

Tradisi manjer killing merupakan cara yang sudah membudaya pada warga sekitar. Tradisi manjer killing ini di khususkan untuk pertanian. Sehingga tradisi ini tidak berdiri sendiri, melainkan digabungkan dalam beberapa kesenian dibanyuwangi seperti kesenian seblang bakungan, kebo-keboan alas malang, dan juga dalam gending tarian gandrung. Kesenian-kesenian tersebut mengangkat tema tersendiri, yaitu tentang hasil pertanian dan perkebunan.
Pada kesenian seblang bakungan dan kebo-keboan alas malang semua yang berhubungan dengan hasil perkebunan dan pertanian diikut sertakan dalam upacaranya. Karena seblang bakungan itu sendiri memiliki tujuan sebagai permohonan agar hasil perkebunan dan pertanian warga bakungan melimpah dan juga sebagai rasa terima kasih atas hasil pertanian dan perkebunan yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Killing itu sendiri mendatangkan manfaat bagi hasil pertanian warga yaitu sebagai pengusir burung di lahan persawahan. Sehingga killing pun ikut di panjer pada kesenian-kesenian seperti itu.
Pada kesenian gandrung, manjer killing dijadikan gending dari sekian banyak gending. Karena setiap gending gandrung memiliki tema masing-masing dimana tema tersebut menyangkut banyak tradisi dan kesenian yang ada di banyuwangi. Karena manjer kiling merupakan tradisi asli banyuwangi, sehingga manjer killing dijadikan gending dalam pengiringan tarian gandrung.

E.     Kesimpulan dan Saran     :

·        Kesimpulan
Tradisi manjer kiling merupakan tradisi tradisional warga banyuwangi agraris khususnya kecamatan glagah desa bakungan. Tradisinya itu sendiri terdapat pada kesenian seblang bakungan sebagai bentuk penghormatan agar hasil pertanian warga setempat tetap subur dan mendatangkan kebaikan bagi perekonomian warga setempat. Sedangkan acara pendirian kiling itu sendiri diadakan di beberapa hari setelang seblang di rumah warga dekat sawah itu sendiri. Dalam proses selamatan terdapat berbagai acara seperti makan-makan bersama dan berdoa. Setelah itu barulah didirikan kiling ditengah sawah secara gotong-royong.

·        Saran
Pergeseran budaya pada tradisi majer kiling diakibatkan oleh perubahan lahan dan media yang semakin canggih. Akibatnya, pendirian kiling sudah tidak banyak ditemui diberbagai sawah. Saat ini sudah banyak sawah yang berpindah fungsi sebagai perumahan, pabrik, dan banyak bangunan lainnya. Apapun kendalanya, yang perlu dilakukan saat ini adalah melestarikan dan menjaga agar kesenian tradisional di banyuwangi, khususnya tradisi manjer kiling harus tetap dijaga dan dipertahankan agar banyak dikenal di berbagai kota maupun negara lain. Karena tradisi ini merupakan tradisi yang unik dan tidak semua kota memiliki tradisi yang banyak seperti di banyuwangi.

Komentar

Posting Komentar

Terima kasih :-)

Postingan populer dari blog ini

Tembang Macapat "dandanggula dan Pucung"

Gangguan dan Kelainan pada Manusia

TES BAHAN MAKANAN