UNSUR /MINERAL YANG DIBUTUHKAN OLEH TUMBUHAN DAN PERANANNYA BAGI TUMBUHAN
No
|
Unsur Makro
|
Kebutuhan
|
Peranan/Fungsi
|
|
Lebih
|
Kurang
|
|||
1.
|
C (karbon)
|
o
Tanaman akan tampak terlalu
subur, ukuran daun akan menjadi lebih besar.
o
Batang menjadi lunak dan berair (sekulensi)
sehingga mudah rebah dan mudah diserang penyakit.
o
Penundaan pembentukan
bunga,bahkan mudah lebih mudah rontok dan pemasakan buah cenderung terlambat.
|
o Warna daun yang hijau agak kekuningan selanjutnya berubah
menjadi kuning.
o Daun menjadi kering dan berwarna merah kecoklatan.
o Pertumbuhan terhambat sehingga pembuahan tidak sempurna
|
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan
kering tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
|
2.
|
H (Hidrogen)
|
Menyebabkan tanaman mati karena
kadar asam yang tinggi pada tubuh tumbuhan
|
Tanaman juga kurang baik responnya
karena tanah terlalu basa.
|
Merupakan elemen pokok pembangunan
bahan organik, sumbernya dari air dan jumlahnya tidak terbatas.
|
3.
|
O (Oksigen)
|
Menyebabkan tanaman mati karena kadar asam yang tinggi pada tubuh
tumbuhan.
|
Terjadinya hambatan pengangkutan hormone sitokinin dari akar muda ke
batang, sehingga menghambat pertumbuhan tanaman.
|
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan
organik, respirasi, dan pembakar energy. diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak
terbatas dan diperlukan untuk bernafas.
|
4.
|
N (Nitrogen)
|
Warna daun terlalu hijau , tanaman
rimbun dengan daun. Proses pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat
sekulen karena mengandung banyak air. Hal itu menyebebkan rentan serangan
cendawan dan penyakit , dan mudah roboh. Produksi bunga menurun.
|
Tanaman yang kekurangan nitrogen
dikenali dari daun bagian bawah. Daun itu menguning karena kekurangan
klorofil. Lebih lanjut mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan
daun muda tampak pucat. Pertumbuhan tanaman lambat , kerdil dan lemah.
Produksi bunga dan biji rendah.
|
a. Merangsang
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.
b. Diperlukan
untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman, seperti daun,
batang dan akar.
c. Berperan
penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali dalam proses
fotosintesis.
d. Membentuk
protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.
e. Meningkatkan
mutu tanaman penghasil daun-daunan.
f.
Merupakan bagian dari sel ( organ ) tanaman itu
sendiri.
g. Meningkatkan
perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.
|
5.
|
S (Belerang) = Sulfur
|
Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam-asam
amino sistin, sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian
dari biotin, tiamin, ko-enzim A dan glutationin . Diperkirakan 90% S dalam
tanaman ditemukan dalam bentuk asam amino, yang salah satu fungsi utamanya
adalah penyusun protein yaitu dalam pembentukan ikatan disulfida antara
rantai-rantai peptida. Belerang merupakan bagian (constituent) dari hasil
metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga berfungsi sebagai
aktivator, kofaktor atau regulator enzim danberperan dalam proses fisiologi
tanaman.
|
jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama
dengan jumlah fosfor (P). Kekahatan S menghambat sintesis protein dan hal
inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis seperti tanaman kekurangan
nitrogen. Kahat S lebih menekan pertumbuhan tunas dari pada pertumbuhan akar.
Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang menguning
sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan
kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala khas pada
tanaman yang mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis
protein yang berkorelasi dengan akumulasi N dan nitrat organik terlarut.
|
a. Berperan
dalam pembentukan asam amino dan pertumbuhan tunas
serta membantu pembentukan bintil akar tanaman.
b. Merupakan
unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk cystein,
methionin serta thiamine.
c. Membantu
pertumbuhan anakan produktif dan berperan dalan pembentukan klorofil serta
meningkatkan ketahan terhadap jamur.
d. Merupakan
bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran seperti cabai,
kubis dan lain-lain.
e. Membantu
pembentukan butir hijau daun.
f.
Pada beberapa jenis lain tanaman berfungsi
membentuk senyawa minyak yang menghasilkan aroma dan juga aktifator enzim
membentuk papain.
|
6.
|
P (Phospor)
|
Kelebihan P menyebabkan penyerapan
unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) , tembaga(Cu) , dan
seng(Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman.
Pada tanah liat,
phospor dapat berubah menjadi padat, sukar larut dan tidak tersedia, sehingga
terbentuk fosfat alumunium dan fosfat besi.
|
Dimulai dari daun tua menjadi
keunguan cenderung kelabu. Tepi daun cokelat , tulang daun muda berwarna
hijau gelap. Hangus , pertumbuhan daun kecil , kerdil , dan akhirnya rontok.
Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
|
a. Merangsang
pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.
b. Mempercepat
serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa dan
menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.
c. Membantu
asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan pemasakan buah,
biji atau gabah.
d. Sebagai bahan
mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.
e. Pengangkutan
energi hasil metabolisme dalam tanaman.
f.
Merangsang pembelahan sel tanaman dan
memperbesar jaringan sel.
|
7.
|
Ca (kalsium) = Zat Kapur
|
Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.
|
Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan
bentuk daun , mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan
tanaman tinggi tetapi tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh
maka kekurangan unsur ini menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur
juga efek kekurangan kalsium.
|
a. Merangsang
pembentukan bulu-bulu akar
b. Berperan
dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
c. Memperkeras
batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji
d. Menetralisir
asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolisme
e. Kalsium yang
terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa atau suasana
keasaman tanah
|
8.
|
Mg (Magnesium) = Zat Besi
|
Kelebihan Mg tidak menimbulkan
gejala ekstrim.
|
Muncul bercak-bercak kuning di
permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut ke daun muda. Daun tua
menjadi lemahd dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama embun tepung
(powdery mildew).
|
a. Magnesium
merupakan bagian tanaman dari klorofil
b. Merupakan salah
satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse dan Carboxy peptisida.
c. Berperan
dalam pembentukan buah.
|
9.
|
K (Kalium)
|
Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan
tanaman terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi.
|
Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak
hangus. Bunga mudah rontok. Tepi daun ‘hangus’ , daun menggulung ke bawah ,
dan rentan terhadap serangan penyakit. Kalium akan cepat mengayu atau
menggabus, hal ini disebabkan kadar lengasnya yang lebih rendah. Menurut
penyelidikan mikro, Kalium berpengaruh baik pada pembentukan serat-serat
seperti pada rosela, kapas dan rami.; dinding-dinding sel lebih baik
keadaannya dan lebih baik kandungan airnya, sel-sel ini tumbuh lebih baik, lebih
kuat dan lebih panjang.
|
a. Kalium
berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis ,
akumulasi , translokasi , transportasi karbohidrat , membuka menutupnya
stomata , atau mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel.
b. Meningkatkan
daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.
|
B.
No.
|
Unsur Mikro
|
Kebutuhan
|
Peranan/Fungsi
|
|
Lebih
|
Kurang
|
|||
1.
|
Zn (Seng)
|
Kelebihan
seng tidak menunjukkan dampak nyata.
|
Pertumbuhan
lambat , jarak antar buku pendek , daun kerdil , mengkerut , atau menggulung
di satu sisi lalu disusul dengan kerontokan. Bakal buah menguning , terbuka ,
dan akhirnya gugur. Buah pun akan lebih lemas dan sehingga buah yang
seharusnya lurus membengkok.
|
a. Dalam jumlah
yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan
b. Diperkirakan
persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon tumbuh (auxin) dan penting
bagi keseimbangan fisiologis
c. Berperan
dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah
|
2.
|
Fe
(Besi)
|
Pemberian
pupuk dengan kandungan Fe tinggi menyebabkan nekrosis yang ditandai dengan
munculnya bintik-bintik hitam pada daun.
|
Kekurangan
besi ditunjukkan dengan gejala klorosis dan daun menguning atau nekrosa. Daun
muda tampak putih karena kurang klorofil. Selain itu terjadi karena kerusakan
akar. Jika adenium dikeluarkan dari potnya akan terlihat potongan-potongan
akar yang mati.
|
a.
Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun
(klorofil)
b.
Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat,
lemak dan protein
c.
Zat besi terdapat dalam enzim Catalase,
Peroksidase, Prinodic hidroginase dan Cytohrom oxidase.
d.
Sebagai pelaksana pemindahan elektron dalam
proses metabolisme.
|
3.
|
Mo
(Molibdenum)
|
Kelebihan tidak menunjukkan gejala yang nyata pada adenium. Tanaman tumbuh kerdil , percabangan terbatas , pembentukan akar
terhambat , akar menebal dan berwarna gelap.
|
Ditunjukkan
dengan munculnya klorosis di daun tua , kemudian menjalar ke daun muda. Menghambat pertumbuhan tanaman, daun menjadi pucat dan
mati dan pembentukan bunga terlambat.
|
a. Berperan
dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa.
b. Sebagai
katalisator dalam mereduksi N.
c. Berguna bagi
tanaman jeruk dan sayuran
Molibdenum dalam tanah terdapat dalam bentuk Mo S2
d. Kofaktor pada
beberapa enzim penting untuk membangun asam amino.
|
4.
|
Mn
(Mangan)
|
Mangan
merupakan unsur mikro yang dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang tidak terlalu
banyak. Mangan sangat berperan dalam sintesa klorofil selain itu berperan
sebagai koenzim, sebagai aktivator beberapa enzim respirasi, dalam reaksi
metabolisme nitrogen dan fotosintesis. Mangan juga diperlukan untuk
mengaktifkan nitrat reduktase sehingga tunbuhan yang mengalami kekurangan
mangan memerlukan sumber N dalam bentuk NH4+. Peranan mangan dalam
fotosintesis berkaitan dengan pelepasan elektron dari air dalam pemecahannyamenjadi
hidrogen dan oksigen.
|
pada
tanaman berdaun lebar, interveinal chlorosis pada daun muda mirip kekahatan
Fe tapi lebih banyak menyebar sampai ke daun yang lebih tua, pada serealia
bercak-bercak warna keabu-abuan sampai kecoklatan dan garis-garis pada bagian
tengah dan pangkal daun muda, split seed pada tanaman lupin. Kekurangan
mangan ditandai dengan menguningnya bagian daun diantara tulang-tulang daun.
Sedangkan tulang daun itu sendiir tetap berwarna
hijau. |
a.
Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein
dan vitamin terutama vit. C
b.
Berperan penting dalam mempertahankan kondisi
hijau daun pada daun yang tua
c.
Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai
aktifator macam-macam enzim
d.
Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya
proses asimilasi.
Mn
diperlukan dalam kultur kotiledon selada untuk memacu pertumbuhan jumlah
pucuk yang dihasilkan. Mn dalam level yang tinggi dapat mengsubstitusikan Mo
dalam kultur akar tomat. Mn dapat menggantikan fungsi Mg dalam beberapa
sistem enzym tertentu.
|
5.
|
Co (Cobalt)
|
kobalt jauh lebih tinggi untuk fiksasi nitrogen daripada
amonium gizi. Tingkat kekurangan nitrogen dapat mengakibatkan gejala defisiensi. |
Mengurangi
pembentukan hemoglobin dan fiksasi nitrogen.
|
Untuk Fiksasi
nitrogen dalam penyerapan unsur N (Nitrogen), Cobalt dapat digantikan
perannya dengan Natrium (Na), dan Molibdenum (Mo).
|
6.
|
B
(Boron)
|
Ujung
daun kuning dan mengalami nekrosis
|
Daun
berwarna lebih gelap dibanding daun normal , tebal , dan mengkerut.
Pertumbuhan terhambat pada jaringan meritematik, mati pucuk, mobilitas
rendah, buah sangat rentan, mudah terserang penyakit.
|
a.
Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam
tubuh tanaman
b.
Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan
c.
Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama
dalam titik tumbuh pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar
d.
Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium
(K) dan Kalsium (Ca)
e.
Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang
nodule untuk memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
|
7.
|
Cu (Tembaga)
|
Tanaman
tumbuh kerdil , percabangan terbatas , pembentukan akar terhambat , akar
menebal dan berwarna gelap.
|
Daun berwarna
hijau kebiruan , tunas daun menguncup dan tumbuh kecil , pertumbuhan bunga
terhambat. Kekurangan Cu yaitu daun muda akan menguning, pertumbuhannya akan
tertekan kemudian berubah memutih, sementara itu daun-daun tua akan gugur.
|
a. Diperlukan
dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase, Lacosa, Butirid
Coenzim A. Dehidrosenam
b. Berperan
penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)
|
8.
|
Cl
(Klorida)
|
Terlibat dalam osmosis (pergerakan air atau zat terlarut
dalam sel),
keseimbangan ion yang diperlukan bagi tanaman untuk mengambil elemen mineral dan dalam fotosintesis. |
Dapat menimbulkan gejala pertumbuhan daun yang kurang
normal terutama pada tanaman sayur-sayuran, daun tampak kurang sehat dan
berwarna tembaga.
Kadang-kadang pertumbuhan tanaman tomat,
gandum dan kapas menunjukkan gejala seperti di atas.
|
a.
Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari
tanaman seperti: tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran
b.
Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian
tanaman
c.
Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung
serat seperti kapas
|
2. PENGARUH CAHAYA
TERHADAP PERTUMBUHAN TANAMAN DALAM HAL :
A.
DORMANSI
Biji bersifat light sensitive
Cahaya
mempengaruhi perkecambahan dengan tiga cara, yaitu dengan intensitas
(kuantitas) cahaya, kualitas cahaya (panjang gelombang) dan fotoperiodisitas
(panjang hari).
Kuantitas cahaya
Cahaya dengan intensitas tinggi dapat meningkatkan perkecambahan
pada biji-biji yangpositively photoblastic (perkecambahannya
dipercepat oleh cahaya); jika penyinaran intensitas tinggi ini diberikan dalam
durasi waktu yang pendek. Hal ini tidak berlaku pada
biji yang bersifatnegatively photoblastic (perkecambahannya
dihambat oleh cahaya).
Biji positively
photoblastic yang disimpan dalam kondisi imbibisi dalam gelap untuk
jangka waktu lama akan berubah menjadi tidak responsif terhadap cahaya, dan hal
ini disebut skotodormant. Sebaliknya, biji yang bersifat negatively
photoblastic menjadi photodormant jika dikenai cahaya. Kedua dormansi
ini dapat dipatahkan dengan temperatur rendah.
Kualitas cahaya
Yang
menyebabkan terjadinya perkecambahan adalah daerah merah dari spektrum (red;
650 nm), sedangkan sinar infra merah (far red; 730 nm) menghambat
perkecambahan. Efek dari kedua daerah di spektrum ini adalah mutually
antagonistic (sama sekali bertentangan): jika diberikan bergantian,
maka efek yang terjadi kemudian dipengaruhi oleh spektrum yang terakhir kali
diberikan. Dalam hal ini, biji mempunyai 2 pigmen yang photoreversible (dapat
berada dalam 2 kondisi alternatif):
§ P650
: mengabsorbir di daerah merah
§ P730
: mengabsorbir di daerah infra merah
Jika biji dikenai sinar merah
(red; 650 nm), maka pigmen P650 diubah menjadi P730. P730 inilah yang
menghasilkan sederetan aksi-aksi yang menyebabkan terjadinya perkecambahan.
Sebaliknya jika P730 dikenai sinar infra merah (far-red; 730 nm), maka pigmen
berubah kembali menjadi P650 dan terhambatlah proses perkecambahan.
Photoperiodisitas
Respon dari biji photoblastic
dipengaruhi oleh temperatur:
- Pemberian
temperatur 10-200C : biji berkecambah dalam gelap
- Pemberian
temperatur 20-300C : biji menghendaki cahaya untuk berkecambah
- Pemberian
temperatur >350C : perkecambahan biji dihambat dalam gelap atau
terang
Kebutuhan akan cahaya untuk
perkecambahan dapat diganti oleh temperatur yang diubah-ubah. Kebutuhan akan
cahaya untuk pematahan dormansi juga dapat digantikan oleh zat kimia seperti
KNO3, thiourea dan asam giberelin.
B.
PERTUMBUHAN
BATANG
Fototropisme adalah
suatu respon positif terhadap cahaya yang datang denganintensitas yang lebih
besar dari satu arah yang dibandingkan dengan yang datang dari lain.Batang dan
daun umumnya menghadap ke arah sumber cahaya , sedangkan akar adalah fototropik
negatif, atau sama sekali tidak memberikan respon terhadap cahaya, bila batang
menghadap langsung ke cahaya, maka daun-daun berorientasi sedemikian rupa
sehinggadaunnya hampir terletak tegak lurus terhadap sumber cahaya. Fototropik
disebabkan sebagai akibat ketidak seimbangan distribusi auksin ketika tumbuhan
disinari dari satu arah, ada perpindahan auksun dari bagian yang diberi
cahaya ke bagian yang tidak diberi cahaya ujung koleoptil. Perpindahan auksin
ini merangsang pemanjangan sel dan pembengkokan kearah sisi yang diberi cahaya.
Penyinaran yang kuat dan lama merusak auksi. Rusaknya auksindi bagian
yang di sinari meningkatkan auksin di bagian yang tidak di sinari,
sehingga pertumbuhan di bagian ini menjadi lebih cepat. Pengaruh lamanya
penyinaran dan tingginyaintensitas cahaya penting dalam mempengaruhi
gerakan fototropik.
C.
PERKEMBANGAN AKAR
Respon akar terhadap
cahaya merupakan contoh dari fototropisme negatif, artinya akar akan selalu
menjauhi sumber sinar. Oleh karena itu akar terus dapat melakukan proses
pemanjangan sehingga menyebabkan daerah elongasinya lebih banyak dibanding
batang. Hal ini dikarenakan keberadaan hormon auksin dapat bekerja dengan
optimal untuk melakukan pemanjangan pada akar. Sehingga dengan begitu nutrisi
untuk tumbuhan dapat terus terpenuhi karena akar terus melakukan pemanjangan
untuk mencari sumber-sumber nutrisi lain di dalam tanah. Selain itu
fototropisme negatif merupakan gerak yang terjadi pada tanaman yang tubuhnya
berada di bagian bawah tanah, dengan karakter menjauhi sinar matahari. Akar dapat bertambah panjang karena hormon
auksin kerjanya dapat optimal apabila sedikit mendapat asupan sinar matahari.
Namun apabila terlalu banyak mendapat paparan sinar matahari langsung hormon
auksin akan terhambat prosesnya.
D. PERBUNGAAN
Fotoperodisme
adalah respon tumbuhan terhadap lamanya penyinaran (panjang pendeknya hari)
yang dapat merangsang pembungaan. Istilah fotoperodisme digunakan untuk
fenomena dimana fase perkembangan tumbuhan dipengaruhi oleh lama penyinaran
yang diterima oleh tumbuhan tesebut. Beberapa jenis tumbuhan perkembangannya
sangat dipengaruhi oleh lamanya penyinaran, terutama dengan kapan tumbuhan
tersebut akan memasuki fase generatifnya,misalnya pembungaan. Menurut Lakitan
(1994) Beberapa tumbuhan akan memasuki fase generatif (membentuk organ
reproduktif) hanya jika tumbuhan tersebut menerima penyinaran yang panjang
>14 jam dalam setiap periode sehari semalam, sebaliknya ada pula tumbuhan
yang hanya akan memasuki fase generatif jika menerima penyinaran singkat <10
Jam.
(Mader,
1995)
Berdasarkan
panjang hari, tumbuhan dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu:
·
Tumbuhan hari
pendek, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kurang dari 12 jam
sehari. Tumbuhan hari pendek contohnya krisan, jagung, kedelai, anggrek, dan
bunga matahari.
·
Tumbuhan hari
panjang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran lebih dari 12 jam (14 –
16 jam) sehari. Tumbuhan hari panjang, contohnya kembang sepatu, bit gula,
selada, dan tembakau.
·
Tumbuhan hari
sedang, tumbuhan yang berbunga jika terkena penyinaran kira-kira 12 jam sehari.
Tumbuhan hari sedang contohnya kacang dan tebu.
·
Tumbuhan hari
netral, tumbuhan yang tidak responsif terhadap panjang hari untuk
pembungaannya. Tumbuhan hari netral contohnya mentimun, padi, wortel liar, dan
kapas.
Tumbuhan
hari panjang (long day plant) ini umumnya berbunga pada akhir musim semi atau
awal musim panas. Bayam, misalnya, memerlukan panjang siang hari 14 jam ata
lebih lama. Lobak, selada, iris, dan banyak varietas sereal lain merupakan
tumbuhan hari panjang. Perbungaan pada kelompok ke tiga, yaitu tumbuhan hari
netral, tidak dipengaruhi oleh fotoperiode. Tomat, padi, dan dandelion adalah
contoh tumbuhan hari netral (day neutral plant) yang berbunga ketika mereka
mencapai tahapan pematangan tertentu, tanpa memperdulikan panjang siang hari
pada waktu itu (Haryanto, 2010). Yang dimaksud dengan panjang hari disini bukan
panjang hari secara mutlak, tetapi panjang hari kritis. Tumbuhan hari panjang
(LDP) mungkin memiliki panjang hari kritis lebih pendek dari tumbuhan hari
pendek (SDP). Dinyatakan bahwa tumbuhan hari panjang akan berbunga apabila
memperoleh induksi penyinaran yang sama atau lebih dari panjang harin kritisnya
dan sebaliknya tumbuhan hari pendek akan berbunga, apabila memperoleh penyinaran
sama atau lebih pendek dari panjang hari kritisnya.
Sebelumnya
diduga bahwa tumbuhan dirangsang perbungaannya oleh lamanya panjang hari (day
length). Pada tahun 1940-an peneliti menemukan bahwa sesungguhnya panjang malam
atau panjang kegelapan tanpa selingan cahaya atau niktoperiode, dan bukan
panjang siang hari, yang mengotrol perbungaan dan respons lainnya terhadap
fotoperiode. Banyak peneliti bekerja dengan cocklebur, yaitu suatu
tumbuhan hari pendek yang berbunga hanya ketika panjang siang hari 16 jam ata
lebih pendek (dan panjangnya malam paling tidak 8 jam). Jika siang hari
fotoperiode diselang dengan pemberian kegelapan yang singkat, tidak ada
pengaruh pada perbungaan. Namun, jika bagian malam atau periode gelap dari
fotoperiode disela dengan beberapa menit penerangan cahaya redup, tumbuhan
tersebut tidak akan berbunga. Coklebur memerlukan paling tidak 8 jam kegelapan
secar terus menerus supaya dapat berbunga. Tumbuhan hari pendek sesungguhnya
adalah tumbuhan malam panjang, tetapi istilah yang lebih kuno tersebut tertanam
kuat dalam jargon fisiologi tumbuhan. Tumbuhan hari panjang sesungguhnya
tumbuhan malam pendek, apabila ditanam pada fotoperiode malam panjang yang
biasanya tidak menginduksi perbungaan, tumbuhan hari panjang akan berbunga jika
periode kegelapan terus menerus diperpendek selama beberapa menit dengan
pemberian cahaya.
Dengan
demikian, respon fotoperiode tergantung pada suatu panjang malam kritis.
Tumbuhan hari pendek akan berbunga jika durasi malam hari lebih lama di banding
dengan panjang kritis (8 jam untuk cocklebur), tumbuhan hari panjang akan
berbunga ketika malam hari lebih pendek dibanding dengan panjang malam kritis.
Industri penanaman bunga telah menerapkan pengatahuan ini untuk menghasilkan
bunga diluar musimnya. Chrythemum misalnya adalah tumbuhan hari pendek yang
biasanya berbunga pada musim gugur, tetapi perbungaannya dapat ditunda sampai
hari ibu (amerika serikat, red) pada bulan mei dengan cara menyelang setiap
malam panjang dengan seberkas cahaya, yang mengubah satu malam panjang menjadi
malam pendek.
Pada banyak
spesies tumbuhan hari pendek atau tumbuhan hari panjang, perbungaan cukup
diinduksi dengan memaparkan sebuah daun tunggal terhadap fotoperiode yang
tepat. Meskipun hanya satu daun dibiarkan bertaut pada tumbuhan, fotoperiode
akan tetap terdeteksi dan tunas bunga akan diinduksi. Namun, jika semua daun
dibuang, tumbuhan akan buta terhadap fotoperiode. Transmisi meristem dari
pertumbuhan vegetatif sampai ke perbungaan. Apapun kombinasi petunjuk
lingkungan (seperti fotoperiode) dan sinyal internal (seperti hormon) yang
diperlukan untuk perbungaan, hasilnya adalah transmisi meristem tunas dari
keadaan vegetatif menjadi satu keadaan perbungaan. Transmisi ini memerlukan
perubahan ekspresi gen-gen yang mengatur pembentukan pola. Gen identitas
meristem yang menentukan bahwa tunas akan membentuk bunga terlebih dahulu dan
bukan membentuk tunas vegetatif, harus diaktifkan (di-on-kan) terlebih dahulu.
Kemudian gen identitas organ-organ bunga kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari
dan putik diaktifkan pada daerah meristem yang tepat. Penelitian mengenai
perkembangan bunga sedang berkembang pesat, yang bertujuan untuk
mengidentifikasi jalur transduksi sinyal yang menghubungkan petunjuk-petunjuk
seperti fotoperiode dan perubahan hormonal dengan ekspresi gen yang diperlukan
untuk perbungaan. Induksi fotoperiodisme sangat penting dalam perbungaan atau
lebih tepat disebut induksi panjang malam kritisnya. Respon tumbuhan terhadap
induksi fotoperioda sangat bervariasi, ada tumbuhan untuk perbungaannya cukup
memperoleh induksi dari fotoperioda satu kali saja, tetapi tumbuhan lain
memerlukan induksi lebih dari satu kali.Xanthium strumarium untuk
perbungaannya memerlukan 8 x induksi fotoperioda yang harus berjalan terus
menerus. Apabila tanaman ini sebelum memperoleh induksi lengkap, mendapat
gangguan atau terputus induksi fotoperiodanya, maka tanaman itu tidak akan
berbunga. Kekurangan induksi fotoperioda tidak dapat ditambahkan demikian saja,
karena efek fotoperioda yang telah diterima sebelumnya akan menjadi hilang.
Untuk memperoleh induksi lengkap, tanaman tersebut harus mengulangnya dari awal
kembali.
Di dalam
menerima rangsangan fotoperioda ini, organ daun diketahui sebagai organ
penerima rangsangan. Ada 4 tahap yang terjadi dalam resepon perbungaan terhadap
rangsangan fotoperioda, pertama menerima rangsangan, kedua transformasidari
organ penerima rangsangan menjadi beberapa polametabolisme baru yang berkaitan
dengan penyediaan bahan untuk perbungaan, ketiga pengangkuatan hasil metabolisme
dan keempat terjadinya respon pada titik tumbuh untuk menghasilkan perbungaan.
Beberapa
percobaan dalam hubungan dengan rangsangan ini, menunjukkan bahwa apabila daun
dibuang segera setelah induksi selesai, tidak akan terjadi perbungaan ,
sedangkan apabila daun dibuang setelah beberapa jam sehabis selesai induksi,
tumbuhan tersebut dapat berbunga. Rangsangan yang diterima oleh satu tumbuhan
dapat diteruskan pada tumbuhan lain yang tidak memperoleh induksi, melalui cara
tempelan (grafting) sehingga tumbuhan tersebut dapat berbunga.
Ø Mekanisme
Pembungaan
·
Efek Cahaya
Mengingat ketergantungan tumbuhan
hijau terhadap cahaya, tidaklah mengherankan jika cahaya merupakan perangsang
luar yang paling utama dalam hidup tumbuhan. Beberapa respon tumbuhan terhadap
cahaya telah disebutkan. Misalnya, respon phototropic yang efeknya timbul
melalui auksin. Respon ini akan membawa organ- organ fotosintetik dalam posisi
optimum relative terhadap datangnya cahaya. Respon terhadap cahaya yang lain,
misalnya membuka dan menutupnya sel pelindung dan respon cahaya dalam sintesa
klorofil dari tumbuhan berbunga. Kebanyakan respon tumbuhan terhadap cahaya,
adalah merupakan respon perkembangan dan tidak mempunyai arti penting dalam
metabolisme. Intensitas cahaya, qualitas cahaya, dan panjangnya penyinaran,
juga dapat menimbulkan respon perkembangan pada tumbuhan.
·
Intensitas
Cahaya
Beberapa
respon tumbuhan terhadap intensitas cahaya yang berbeda-beda adalah dilakukan
melalui auksin, dan efeknya timbul karena berkurangnya efektivitas auksin pada
keadaan cahaya yang terik. Sebagai contoh, tumbuhan yang tumbuh dalam gelap
atau cahaya yang lemah akan mempunyai batang yang panjang dengan ruas yang
lebih panjang dan lebih besar dari tumbuhan yang mendapat cahaya terang.
Demikian juga, dalam suatu tanaman dauan yang terluar yang mendapat cahaya
matahari penuh tinggal lebih kecil dari pada daun sebelah dalam yang
terlindung. Tumbuhan tembakau kadang- kadang dilindungi dari cahaya terik
dengan jaring untuk mendapatkan daun yang lebar.
Bila tumbuhan
berada lama dalam cahaya yang lemah, tumbuhan akan mengalami etiolasi, yakni
batangnya menjadi sangat panjang tanpa jaringan serabut penyongkong yang cukup.
Jika intensitas cahaya tidak naik kemtian akan terjadi. Sebaliknya, penyinaran
yang berlebihan akan menimbulkan tumbuhan yang kerdil dengan perkembangan yang
abnormal yang akhirnya berakhir dengan kematian.
Tumbuhan
memerlukan intensitas cahaya yang tertentu yang berbeda dari satu spesies
dengan spesies tumbuhan yang lain, untuk tumbuh dengan baik. Tumbuhan tertentu
seperti tomat, dan rumput- rumputan memerlukan cahaya matahari langsung dan
terang untuk perkembangan yang optimal. Pada tumbuhan itu, sintesa dari zat-
zat hidup meningkatnya berbanding lurus dengan meningkatnya intensitas
cahaya(sampai suatu batas tertentu). Sebaliknya tumbuhan lain seperti bangsa
perdu tumbuh secara optimal pada intensitas cahaya yang lebih rendah dan tumbuh
kerdil jika terkena cahaya matahari langsung terus- menerus. Sedang tumbuhan
lain seperti mawar tumbuh baik, baik pada cahaya terik maupun cahaya dengan
intensitas yang lebih rendah walaupun pertumbuhan dan berbunganya bisa dihambat
atau berhenti jika intensitas cahaya terlalu rendah.
·
Kualitas
cahaya
Pada
intensitas cahaya yang tertentu, panjang gelombang cahaya yang berbeda
menimbulkan efek yang besar pada perkembangan tumbuhan. Sebagai contoh telah
ditunjukkan bahwa penyinaran pendek dengan cahaya merah sering menghambat
perpanjangan batang pada tumbuhan seperti kacang dan padi- padian. Tetapi
penghambatan ini bisa dikembalikan ke normal dan pertumbuhan batang bisa dipacu
dengan penyinaran “Farred” dari spectrum cahaya. Pada daun, penyinaran dengan
cahaya merah dan far red menghasilkan efek yang berlawanan; cahaya infra merah
menghambat perkembangan daun, sinar merah memperbaiki pengahambatan itu.
·
Panjangnya
penyinaran
Respon
perkembangan tumbuhan terhadap bermacam- macam lama penyinaran disebut
photoperidositas. Perkembangan bunga tertutama sangat dipengaruhi oleh panjang
hari yang berbeda atau photoperiode. Berdasarkan photoperiode yang diperlukan
untuk berbunga, dapat dibedakan menjadi 3 jenis tumbuhan.
Dalam
tumbuhan hari pendek (short day plant) bunga berkembang jika tumbuhan
mendapatkan penyinaran kurang dari 12 jam perhari. Aster, strawberry, krisan,
padi adalah diantara tumbuhan yang termasuk dalam jenis ini.
Pada
tumbuhan hari panjang berkembang hanya jika photoperiode tiap hari adalah lebih
dari 12 jam. Sebagai contohnya, termasuk gandum, clover, wortel, dan selada.
Group yang
ketiga tidak dipengaruhi oleh lama penyinaran. Group yang termasuk dalam
tumbuhan de minate menghasilkan bunga tanpa memandang lama penyinaran matahari
setiap hari. Tumbuhan yang termasuk adalah tomat, mentimun, kapas, dan bunga
matahari.
Tumbuhan
hari pendek gagal berbunga atau berbunganya dihambat daan sangat berkurang jika
mendapat lama penyinaran matahari yang panjang. Sebaliknya tumbuhan hari
panjang lambat berbunga atau tidak berbunga sama sekali jika mendapat
penyinaran yang pendek. Seringkali penyinaran yang singkat pada panjang
penyinaran yang sesuai diperlukan untuk mendorong tumbuhan itu berbunga. Dalam
hal ini spesies yang berbeda menunjukkan kebutuhan yang berbeda.
E. DEFERENSIASI
Cahaya merupakan salah satu dari faktor lingkungan
yang diperlukan dan sangat berperan untuk perkembangan dan pertumbuhan
tanaman/pohon. Alasan utama tentu saja karena cahaya membantu dalam proses
potosintesis. Lagi pula, cahaya mempengaruhi perkembangan fototrofisme. Cahaya
yang dapat terlihat merupakan satu bagian kecil (kira-kira 400-700 nm) dari
spektrum radiasi matahari penuh.
Secara fisiologis, cahaya mempunyai pengaruh langsung
maupun tidak langsung terhadap pertumbuhan tanaman/pohon. Pengaruh secara
langsung terjadi pada metabolisme melalui proses fotosintesis, sedangkan proses
tidak langsung melalui pertumbuhan dan perkembangan tanaman, keduanya sebagai
akibat respon metabolik yang langsung. Fotosintesis merupakan proses yang
penting bagi tanaman dalam rangka suplai energi.
Energi radiasi yang tersedia untuk fotosintesis dibumi
berasal dari matahari. Setiap energi yang digunakan, secara langsung maupun
tidak langsung, berasal dari radiasi matahari untuk pertumbuhan dan
perkembangan tanaman/pohon.
Banyak pengaruh-pengaruh stimulasi yang dipacu oleh
cahaya terhadap perkembangan dan pertumbuhan tanaman/pohon, khususnya terhadap
diferensiasi organ dan jaringan. Klorofil melalui kemampuannya untuk
mengabsorbsi energi yang dipancarkan oleh matahari dan mengkonversinya menjadi
energi kimia yang disimpan dalam molekul gula sederhana, menyajikan hubungan
keterkaitan yang erat antara seluruh organisme tanaman dengan energi matahari.
PUSAT SARANA BIOTEKNOLOGI AGRO
BalasHapusmenyediakan micro mineral - 36 untuk keperluan penelitian, laboratorium, mandiri, perusahaan .. hub 081805185805 / 0341-343111 atau kunjungi kami di https://www TOKOPEDIA.com/indobiotech temukan juga berbagai kebutuhan anda lainnya seputar bioteknologi agro